PSBB Diperpanjang, No Problemo! Rupiah Tetap Bisa Menguat

PSBB Diperpanjang, No Problemo! Rupiah Tetap Bisa Menguat

Nilai tukar rupiah melemah 0,44% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp 14.845/US$ Kamis (24/9/2020), dan membukukan pelemahan 3 hari beruntun.

Sentimen pelaku pasar yang memburuk serta pernyataan Charles Evans, Presiden The Fed Chicago, membuat rupiah tertekan.

Berbicara lewat daring di acara Official Monetary dan Financial Institution Forum, Evans mengatakan ekonomi AS berisiko dalam jangka panjang, mengalami pemulihan yang lambat, dan tidak bisa langsung keluar dari resesi tanpa bantuan stimulus fiskal. Evans juga melihat open-ended program pembelian aset The Fed (quantitative easing/QE) mampu menyediakan bagian penting untuk pemulihan ekonomi.

“Pernyataan Evans sangat hawkish. Ia menyebutkan QE dan menaikkan suku bunga sebelum target inflasi tercapai. Hal tersebut mengejutkan pasar,” kata Edward Moya, analis pasar senior di Oanda New York, sebagaimana dilansir CNBC International, Selasa (22/9/2020).

“Segera setelah kita berhasil mengatasi virus corona, anda akan melihat ekspektasi kenaikan suku bunga meningkat, dan seharusnya membuat dolar terus menguat,” tambahnya.

Meski demikian, penguatan dolar AS mulai menyusut, terlihat dari indeksnya yang melemah tipis kemarin setelah melesat 3 hari sebelumnya. Hal ini tentunya bisa dimanfaatkan rupiah untuk bangkit pada hari ini, Jumat (25/9/2020). Apalagi sentimen pelaku pasar sedang bagus, tercermin dari penguatan bursa saham AS kemarin disusul dengan bursa utama Asia pagi ini.

Sementara itu dari dalam negeri, Pemprov DKI Jakarta memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta. PSBB ketat ini diperpanjang 2 pekan sampai 11 Oktober 2020.

Perpanjangan tersebut tentunya sudah diantisipasi pelaku pasar, sebab penambahan kasus Covid-19 di Jakarta masih tinggi.

TEMPAT BELAJAR FOREX DI PURBALINGGA JAWA TENGAH

Meski demikian, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengklaim kini mulai tampak tanda-tanda pelandaian kasus positif dan kasus aktif di Jakarta, seiring dengan berkurangnya mobilitas warga saat dilakukan pengetatan PSBB. Pada 12 hari pertama bulan September, pertambahan kasus aktif sebanyak 49% atau 3.864 kasus. Pada periode PSBB, yakni 12 hari berikutnya, penambahan jumlah kasus aktif masih terjadi, namun berkurang menjadi 12% atau 1.453 kasus.

Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR kembali ke atas US$ 14.730/US$.

Level US$ 14.730/US$ merupakan Fibonnaci Retracement 61,8%. Fibonnaci Retracement tersebut ditarik dari level bawah 24 Januari (Rp 13.565/US$) lalu, hingga ke posisi tertinggi intraday 23 Maret (Rp 16.620/US$).

Selama tertahan di atasnya, rupiah cenderung akan melemah untuk jangka panjang.

Sementara itu indikator stochastic bergerak naik setelah mendekati wilayah jenuh jual (oversold).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Rp 14.810/US$ menjadi support terdekat, jika berhasil ditembus rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.780/US$. Support selanjutnya berada di level Rp 14.730/US$.

Rupiah saat ini tertahan di resisten 14.845/US$, jika bergerak konsisten di atasnya, Mata Uang Garuda berisiko melemah ke Rp 14.900/US$. Penembusan di atas level tersebut akan membawa rupiah menuju Rp 15.000/US$.

Ikuti bimbingan dan edukasi trading forex secara gratis, klik gambar berikut untuk informasi lebih lanjut :

Klik gambar berikut untuk daftar :

Sumber : CNBC

(Visited 5 times, 1 visits today)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Call Now ButtonHubungi saya disini