Dolar AS Menguat Disaat Kekhawatiran Wabah Virus Dorong Kenaikan Obligasi AS

Dolar AS melanjutkan tren penguatannya terhadap Yen pada perdagangan pasar valuta asing hari Kamis pagi karena meningkatnya kekhawatiran wabah virus covid-19 berubah menjadi pandemi global yang mendorong naiknya permintaan obligasi AS.

Pasangan mata uang GBPUSD juga diperdagangkan mendekati level tertinggi tiga bulan karena kekhawatiran pembicaraan perdagangan antara Inggris dengan Uni Eropa terhenti dan menghancurkan harapan pengeluaran fiskal yang besar, ungkap berita yang dilansir Reuters Kamis,27 Februari 2020.

Euro (EUR) bertahan terhadap penguatan greenback karena para trader memantau laporan kementerian keuangan Jerman yang sedang mempertimbangkan pengurangan pembatasan pengeluaran fiskal untuk meningkatkan ekonominya yang lesu.

Sebagian besar mata uang terkunci dalam kisaran sempit karena para trader memantau penyebaran global dari virus covid-19 yang muncul di Cina pada akhir tahun lalu.

Virus ini sekarang menyebar lebih cepat di luar Cina yang memicu kekhawatiran dampak ekonomi dari pembatasan perjalanan, gangguan rantai pasokan, dan penurunan permintaan mungkin jauh lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya.

“Ada pertanyaan apakah Anda harus membeli Dolar atau Yen sebagai tempat berlindung yang aman, tetapi pergerakan di Departemen Keuangan menunjukkan bahwa lebih banyak investor memilih dolar,” ujar Takuya Kanda, manajer umum departemen penelitian di Gaitame.com Research Institute di Tokyo.

“Sentimen menunjukkan downside Dolar terbatas terhadap Yen. Ini juga meningkatkan Dolar terhadap mata uang lainnya.”

Dolar berada di kisaran level 110,35 Yen pada hari Kamis pagi di Asia, menyusul kenaikan 0,2% di sesi sebelumnya.

Sejauh ini dorongan terbesar untuk kenaikan Dolar karena kekhawatiran tentang virus Corona memicu permintaan terhadap obligasi AS.

Benchmark imbal hasil obligasi 10 tahun AS (US10YT = RR) jatuh ke level terendah untuk hari kedua berturut-turut pada hari Kamis, karena para trader menyesuaikan portofolio untuk memperhitungkan risiko yang meningkat untuk pertumbuhan.

Investor yang memegang Dolar juga fokus pada rilis pesanan barang tahan lama AS dan data produk domestik bruto pada hari Kamis nanti, yang dapat menguji status safe-haven jika angkanya berada dibawah harapan.

Upaya untuk menahan wabah virus Corona telah melumpuhkan sebagian besar ekonomi Cina, yang perlahan-lahan kembali normal. Ada kekhawatiran juga apakah negara-negara lain dapat menghadapi masalah yang sama dengan penyebaran virus di seluruh dunia.

Beberapa trader memperingatkan bahwa status safe-haven yang ditetapkan untuk aset AS tidak dijamin, dan sentimen pasar dapat dengan cepat berbalik melawan greenback jika infeksi virus covid-19 mulai meningkat dengan cepat di Amerika Serikat.