Emas Tak Berdaya Disaat Dolar Perkasa dan Corona Makin Ganas

Emas Tak Berdaya Disaat Dolar Perkasa dan Corona Makin Ganas

Harga komoditas emas di pasar spot melemah pada perdagangan kedua di pekan ini. Walau virus Corona masih belum dapat dijinakkan, namun harga emas tak bisa banyak bergerak karena Dolar Amerika Serikat (USD) yang juga perkasa.

Data Refinitiv menunjukkan bahwa harga emas global di pasar spot mengalami koreksi sebesar 0,25% ke level US$ 1.597.98/troy ons pada hari Selasa, 11 Februari 2020. Harga logam mulia ini turun setelah kemarin ditutup menguat di posisi US$ 1.57,9/troy ons.


Harga emas memang berada di rentang level tertingginya sejak awal tahun setelah mengalami apresiasi dobel digit sepanjang tahun 2019. Pada tahun 2019, harga emas di pasar spot naik sekitar 18%. Penyebabnya adalah perang dagang yang bergejolak antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Namun, harga emas kembali melesat pada awal tahun karena ketidakpastian masih ada. Terutama soal hubungan AS-China. Walau sudah menandatangani kesepakatan dagang fase satu, namun tarif yang menghambat perdagangan keduanya masih ada.

EDUKASI TRADING FOREX GRATIS

Harga emas semakin melambung kala virus penyebab pneumonia misterius ditemukan di Wuhan China. Patogen tersebut berasal dari golongan virus Corona, masih satu kelompok dengan penyebab SARS yang sempat menyebar di tahun 2002-2003.

Sebulan lebih berlalu, virus Corona terus memakan korban. Menurut data John Hopkins CSSE, sudah ada sekitar 43.099 kasus terkonfirmasi positif terjangkit corona.

Walau kasus paling banyak ditemukan di China, tetapi orang yang terinfeksi virus mematikan ini telah dilaporkan di 27 negara dan kasus juga dijumpai di kapal pesiar Diamond Princess yang kini menepi di pelabuhan Yokohama Jepang untuk dikarantina.

Sampai saat ini sudah ada sekitar 1.016 orang yang meninggal dunia akibat infeksi patogen berbahaya tersebut. Sebanyak 1.014 orang berasal dari China, sementara dua kasus kematian lainnya berasal dari Hong Kong dan Filipina. Masing-masing satu kasus.

Merebaknya virus Corona ini membuat berbagai aktivitas di China terganggu. Libur yang sudah panjang diperpanjang kembali dan memukul aktivitas perekonomian China.

Reuters melaporkan banyak perusahaan China yang memulai mencari pinjaman bank untuk meringankan dampak akibat wabah virus Corona ini. Ada lebih dari 300 perusahaan China yang meminjam total US$ 8,2 miliar ke bank-bank di China.

Tak bisa dipungkiri, epidemi virus Corona mulai menampakkan tanda-tanda memukul perekonomian China. Saat ini Negeri Tirai Bambu tersebut yang menyandang status sebagai negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia sedang “sakit”.

Bisa dibayangkan ketika negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia mengalami guncangan maka dampaknya juga akan terasa pada perekonomian global, mengingat perekonomian global saat ini saling terhubung satu sama lain.

PUSAT EDUKASI TRADING FOREX DIDIMAX

Kala perekonomian sedang tidak sehat, para pelaku pasar mulai melirik aset-aset minim risiko alias safe haven salah satunya adalah emas. Inilah yang mengangkat harga emas saat pertama kali virus Corona merebak.

Namun harga emas tak dapat terangkat banyak mengingat aset minim risiko lain yaitu mata uang Dolar greenback juga dilirik oleh para pelaku pasar. Alhasil Dolar AS menjadi menguat. Keperkasaan Dolar AS tercermin dari indeks dolar yang mengukur dolar AS di terhadap enam mata uang lain.

Indeks dolar saat ini berada di posisi 98.853, tertinggi sejak 10 Oktober 2019. Penguatan dolar juga dipicu oleh rilis data ekonomi AS yang bisa dibilang bagus akhir-akhir ini. Aktivitas manufaktur yang mulai ekspansif hingga data tenaga kerja yang kuat.

Hal ini menyebabkan emas tidak mengalami kenaikan yang signifikan. Emas yang dibanderol dalam dolar AS menjadi lebih mahal ketika dolar AS menguat. Inilah yang terjadi saat ini.

Edukasi dan Bimbingan Trading Forex di Didimax

(Visited 20 times, 1 visits today)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Call Now ButtonHubungi saya disini