Harga Emas Melemah Disaat Dolar AS Melambung Ke Level Tertinggi

Harga komoditas emas melemah pada hari Kamis karena dolar melambung ke level tertinggi selama tiga tahun terakhir. Sentimen lain yaitu pandemi virus corona juga mengancam melumpuhkan aktivitas ekonomi dan mendorong para investor untuk menjual aset mereka untuk menyimpan uang mereka dalam bentuk tunai.

Dikutip dari laman CNBC, Jumat (20/3/2020), harga emas di pasar spot turun sekitar 0,6 persen di kisaran level harga USD 1,477.07 per ounce, sementara emas berjangka AS naik sekitar 0,2 persen pada USD 1,479.80.

“Jelas status safe-haven emas belum tertahan,” ujar David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.

“Pemain bergerak menuju uang tunai. Kami juga telah melihat pergerakan dolar yang sangat kuat selama beberapa sesi terakhir. Ketika kita melihat lebih banyak bank sentral di seluruh dunia yang bertindak dalam hal menangani dampat dari virus corona, kita melihat dolar adalah jalan menuju keselamatan,” tambah dia.

Dolar membukukan level tertinggi baru selama tiga tahun karena permintaan tetap tinggi meskipun ledakan baru-baru ini dari operasi injeksi likuiditas yang dilakukan oleh bank sentral di seluruh dunia.

“Pasar dunia telah melihat adanya konfirmasi bahwa greenback masih menjadi raja ketika masa sulit. Pertarungan besar untuk greenback adalah mengabadikan dislokasi di pasar keuangan,” ujar analis senior Kitco Metals Jim Wyckoff dalam sebuah catatan dalam menanggapi harga emas.

Para investor melepaskan aset berisiko mereka karena pembuat kebijakan gagal meyakinkan pasar saham yang dilanda kepanikan.

“Dengan semua stimulus tambahan dari pemerintah dan bank sentral di luar sana, ini merupakan perjalanan liar di pasar utang baru-baru ini, semakin menambah kegilaan di pasar logam mulia,” ujar analis OANDA Craig Erlam dalam sebuah catatan.

Penyebaran virus corona tanpa henti, yang telah menginfeksi hampir sekitar 230.000 di seluruh dunia, telah memicu kepanikan dan memicu penjualan besar-besaran dalam aset, termasuk emas batangan.

Data resmi dari Amerika Serikat menunjukkan bhawa jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran melonjak pekan lalu ke level tertinggi sejak tahun 2017 akibat banyaknya wabah pada pekerjaan.