PENYEBAB 2 HARI KURS DOLAR AUSTRALIA NAIK 1,5%

PENYEBAB 2 HARI KURS DOLAR AUSTRALIA NAIK 1,5%

Kurs AUD kembali menguat melawan rupiah pada perdagangan Selasa (16/6/2020), melanjutkan penguatan tajam awal pekan kemarin. Padahal rupiah pagi ini mampu menguat tipis melawan dolar Amerika Serikat (AS) dan stagnan kemarin.

Pada pukul 10:47 WIB, AU$ 1 setara Rp 9.781,61, AUD menguat 0,68% di pasar spot, melansir data Refinitiv, sementara Senin kemarin melesat 0,82%, sehingga hingga siang ini tercatat penguatan sebesar 1,5%. Penguatan yang cukup besar saat rupiah sedang dalam kondisi yang bagus.

Salah satu penyebab sulitnya rupiah menaklukkan AUD adalah kinerja buruk mata uang negeri Kanguru ini di bulan Maret lalu. Seperti diketahui, pada bulan Maret lalu rupiah mengalami aksi jual masif, melemah tajam melawan dolar AS, Singapura, dan mata uang lainnya. Dolar Singapura bahkan menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah Rp 11.574,53/SG$

Tetapi, AUD justru ambles melawan rupiah, menyentuh level terlemah sejak September 2011 Rp 8.479,24 pada pertengahan Maret lalu.

Amblesnya AUD kala itu terjadi akibat pandemi penyakit virus corona (Covid-19) yang memukul perekonomian luar dalam. Dari luar, China yang merupakan mitra dagang utama Australia menerapkan kebijakan karantina wilayah (lockdown) akibatnya permintaan impor produk Negeri Kanguru merosot tajam.

Australia juga menerapkan kebijakan yang sama, perekonomian dalam negeri pun tidak bisa diandalkan. Akibatnya, bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) memangkas suku bunga hingga ke rekor terendah 0,25%, dan untuk pertama kalinya menerapkan kebijakan pembelian aset (quantitative easing/QE).

Kini situasi berubah, perekonomian Australia ternyata tidak seburuk perkiraan hal tersebut tercermin dari data-data terbaru yang dirilis di bulan ini.  Pertumbuhan ekonomi (produk domestic bruto/PDB) Australia kuartal I-2020 menunjukkan kontraksi atau minus 0,3% quarter-on-quarter (QoQ).

Rilis tersebut masih lebih bagus dari prediksi kontraksi 0,4% di Forex Factory. Sementara jika dilihat secara tahunan atau year-on-year, PDB Australia tumbuh 1,4%.

Penjualan ritel bulan April dilaporkan merosot 17,7%, sedikit lebih baik dari prediksi 17,9%. Kemudian penurunan surplus neraca dagang Australia juga tak sebesar prediksi. Surplus neraca dagang di bulan April tercatat sebesar AU$ 8,8 miliar, lebih baik ketimbang prediksi AU$ 7,5 miliar.

Serangkaian data tersebut memberikan kemungkinan kemerosotan ekonomi Australia tidak akan seburuk yang diperkirakan, dan lockdown yang sudah dilonggarkan bisa segera membangkitkan perekonomian Negeri Kanguru.

Kemerosotan ekonomi yang tidak seburuk prediksi juga diungkapkan RBA dalam notula rapat kebijakan moneter yang dirilis pagi tadi. Dalam notula tersebut, perekonomian Australia diprediksi mengalami kontraksi terbesar sejak tahun 1930, tetapi kemungkinan tidak akan sedalam yang diprediksi RBA sebelumnya.

Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/market/20200616110539-17-165669/2-hari-kurs-dolar-australia-melejit-15-ada-apa-nih

(Visited 84 times, 1 visits today)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Call Now ButtonHubungi saya disini