Yen Semakin Menarik dan Ganas Lawan Dolar AS

Pada perdagangan pasar valuta asing hari Kamis kemarin 16 Agustus 2019, nilai tukar Yen (JPY) melemah yang menandai pergerakan ganas mata uang Jepang ini melawan Dolar Amerika Serikat (USD).

Sejak awal pekan, Yen (JPY) secara bergantian menguat dan melemah dengan rentang pergerakan yang lebih besar dibandingkan biasanya.

Dalam 3 hari terakhir, Yen (JPY) bergerak lebih dari 100 pip setiap harinya, bahkan pada hari Selasa, 13 Agustus 2019 rentang pergerakan Yen (JPY) mencapai 192 pip. Pergerakan tersebut jauh lebih besar dibandingkan pergerakan normal Yen (JPY) dengan rata-rata sebanyak 60 pip per hari di tahun ini.

Pip atau Price Interest Point adalah satuan poin terkecil untuk mewakili perubahan harga dalam trading forex. Nilai satu poin pip biasanya bermacam-macam tergantung pada pasangan mata uang yang diperdagangkan serta kurs saat itu.

Namun pada jum’at pagi, 16 Agustus 2019, Yen (JPY) baru bergerak sebanyak 12 pip, dan diperdagangkan di kisaran level 106,13/US$ melemah tipis sebesar 0,02% dibandingkan pada penutupan perdagangan hari Kamis kemarin, berdasarkan data Refinitiv.

Banyaknya ketidakpastian di pasar keuangan mungkin menjadi penyebab pergerakan ganas Yen (JPY). Seperti perang dagang, perang mata uang, serta isu resesi edkonomi Amerika Serikat juga menjadikan mata uang yang dianggap aset aman (safe haven) ini menjadi lebih menarik lagi di mata para investor.

Para investor banyak mengalihkan investasinya ke aset-aset safe haven yang membuat Yen (JPY) berada di dekat level tertinggi sejak bulan Maret 2018.

Disisi lain, rumor perang dagang dan perang mata uang kini sedikit mereda setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menunda kenaikan tarif impor sebagian produk China, bahkan sebagian ada yang dibatalkan. Bahkan kedua negara raksasa ekonomi tersebut dikabarkan akan memulai kembali negosiasi dagangnya.

Namun, tiba-tiba muncul isu resesi di Amerika Serikat akibat inversi yield obligasi (US Treasury) pada hari Kamis kemarin.

Inversi merupakan keadaan di mana yield atau imbal hasil obligasi tenor pendek lebih tinggi daripada tenor panjang. Dalam situasi normal, yield obligasi tenor pendek seharusnya lebih rendah dari pada tenor panjang.

Inversi juga menunjukkan bahwa risiko dalam jangka pendek lebih tinggi daripada dalam jangka panjang. Oleh karena itu, inversi kerap kali dikaitkan dengan pertanda akan terjadinya resesi.

Isu resesi tersebut membuat Yen (JPY) kembali menguat, akan tetapi rilis data ekonomi Amerika Serikat yang positif membuatnya kembali berbalik melemah.

Pada kemarin malam, Departemen Perdagangan Amerika Serikat melaporkan bahwa data penjualan ritel bulan Juli tumbuh sebesar 0,7% sementara penjualan ritel inti (tidak memasukkan sektor otomotif dalam perhitungan) tumbuh sebesar 1%. Rilis data tersebut lebih tinggi dibandingkan prediksi di Forex Factory yakni sebesar 0,3% dan 0,4%.

Satu lagi rilis data dari Amerika Serikat yakni aktivitas manufaktur wilayah Philadelphia, di mana angka indeksnya di bulan ini sebesar 16,8. Meskipun angkanya lebih kecil dari bulan sebelumnya yakni 21,8, tetapi angka tersebut masih lebih tinggi dari prediksi Forex Factory yang sebesar 10,1.

Sentimen dari perang dagang, perang mata uang, isu resesi serta data ekonomi Amerika Serikat kemungkinan besar akan membuat Yen (JPY) akan kembali menarik dan ganas di perdagangan akhir pekan ini.

CARA DAFTAR AKUN DEMO TRADING DI DIDIMAX

didimaxforex.com

(Visited 50 times, 1 visits today)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Call Now ButtonHubungi saya disini