Pada pasar valuta asing permintaan terhadap mata uang Euro melemah lebih panjang di hari Selasa (12/5) saat sesi Asia berlangsung. Dengan pelemahan ini maka pasangan EURUSD harus rela mengalami penurunan yang lebih dalam lagi menuju ke nilai tukar 1,0795 atau turun 0,13%. Dilansir inforexnews.com pelemahan Euro terjadi setelah adanya perbedaan pendapat antara para pembuat kebijakan Jerman dan juga kawasan Eropa. Selain masalah tersebut, kekhawatiran hubungan dagang AS dan China juga membebani Euro.
Euro melemah beberapa waktu terakhir di tengah penguatan Dolar AS secara signifikan sejak sesi awal Asia tadi pagi. Presiden Trump memutuskan untuk menutup harapan pembicaraan perdagangan antara AS dan China untuk kesepakatan tahap pertama lalu. Sebelumnya Trump sangat kecewa terhadap kesepakatan tersebut setelah terjadinya pandemi. Pemerintah China kemudian berusaha memperbaiki namun keputusan Trump membuat sentimen risiko terbebani kembali.
Selain masalah yang membuat Dolar AS menguat, Euro melemah juga disebabkan oleh putusan Pengadilan Jerman. Di dalam putusan tersebut menyatakan bahwa bank sentral Eropa kurang memiliki proporsionalitas pada penggunaan stimulus ekonomi. Masalah tersebut menyebabkan permintaan Euro mengalami kemunduran yang cukup tajam.
Apalagi saat ini Jerman kembali melaporkan adanya kenaikan kasus positif virus Corona gelombang kedua. Penyebab lonjakan kasus itu diduga karena keputusan pemerintah untuk membuka kembali semua aktivitas ekonomi Jerman. Memang sebelumnya banyak pihak yang khawatir pembukaan ekonomi justru akan menyebabkan virus Corona gelombang kedua.
Sementara itu pergerakan pasangan EURUSD hari ini para investor mungkin akan fokus ke rilis data ekonomi utama dari AS. Data yang akan dirilis adalah data inflasi AS saat sesi nanti malam. Selain itu pergerakan pasangan juga akan fokus ke berita terbaru mengenai virus Corona di dunia.
Sumber : www.inforexnews.com
PROFIT KONSISTEN DIDIMAX.
