HARGA EMAS SEMAKIN MENDEKATI US$ 1.800

HARGA EMAS SEMAKIN MENDEKATI US$ 1.800

Harga emas semakin mendekati level psikologis US$ 1.800 per troy ons. Pelaku pasar mulai kembali grogi dengan perkembangan pandemi covid saat ini.

Rabu (8/7/2020), harga emas dunia di pasar spot pada 09.00 WIB cenderung flat. Namun semalam harga bullion melesat 0,6% ke US$ 1.793,79/troy ons. Harapan emas akan melampaui US$ 1.800 kian terbuka lebar.

Jumlah penderita Covid-19 secara global angkanya hampir tembus 12 juta orang. Korban jiwa akibat infeksi virus ganas ini telah mencapai angka 543 ribu orang. Amerika Serikat masih menjadi negara dengan jumlah kasus terbanyak disusul Brazil dan India.

Sebelumnya India berhasil menyalip Rusia dan kini berada di peringkat tiga dengan jumlah kasus terbanyak di dunia. Beberapa kota yang kembali menerapkan lockdown akibat lonjakan kasus kembali terjadi adalah Beijing, Leicester dan yang terbaru adalah Melbourne.

Ketika lockdown kembali dilakukan maka prospek pemulihan ekonomi yang terlihat pada Mei dan Juni hanya bersifat sementara. Periode pemulihan akan berjalan lebih lama dari yang diperkirakan.

Proyeksi terbaru menunjukkan menunjukkan ekonomi Uni Eropa (UE) ‘diramal’ bakal terkontraksi 8,3% tahun ini sebelum rebound 5,8% tahun 2021. Angka ini merupakan revisi turun dari proyeksi sebelumnya yang memperkirakan ekonomi bakal mengalami merosot hingga minus 7,4% tahun ini.

“Dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh lockdown ternyata lebih parah dari yang pernah kami bayangkan. Kami terus berupaya untuk mengarungi badai yang terjadi sekarang dan menghadapi banyak risiko, termasuk gelombang infeksi lainnya” kata Wakil Presiden Komisi UE Valdis Dombrovskis, dalam sebuah pernyataan.

Risiko lonjakan kasus yang dapat memicu gelombang kedua wabah serta suramnya prospek ekonomi membuat emas yang harganya sudah terbilang tinggi kembali terkerek naik. Minat investor terhadap emas yang tak pernah kendur menunjukkan adanya fenomena flight to safety ketika risiko ketidakpastian meningkat.

“Kapanpun terjadi ketakutan, hal itu akan menjadi faktor yang mendukung untuk emas, baik itu virus corona maupun kinerja ekonomi yang tak bagus” kata Michael Matousek selaku kepala trader di U.S Global Investors, melansir Reuters.

“Jika porsi emas dalam portofolio Anda saat ini masih rendah (underweight) dan jika emas kemungkinan masih akan mengalami reli barunya, Anda akan menambahkannya ke dalam portofolio Anda” tambahnya.

Di sisi lain bank sentral AS juga mencemaskan bahwa lonjakan kasus justru terjadi ketika ekonomi mulai bersemi kembali. Apalagi periode pemberian stimulus sudah hampir berhasil.

Namun the Fed selaku otoritas moneter Negeri Paman Sam masih akan terus berupaya untuk menyelamatkan perekonomian Negeri Adidaya itu.

“Kami memiliki ruang akomodasi yang banyak, ada banyak hal yang bisa kami lakukan, dan ada banyak hal yang akan kami lakukan” kata wakil ketua the Fed Richard Clarida dalam sebuah wawancara dengan CNN International.

“Tidak ada batasan terhadap jumlah surat utang yang dapat dibeli the Fed” tambahnya. Lebih lanjut Richard juga mengatakan the Fed dapat memberikan kelonggaran lagi serta memberikan pinjaman ke sektor usaha yang selama dibutuhkan.

Rendahnya suku bunga acuan global, suntikan uang ke pasar keuangan melalui Quantitative Easing (QE) hingga pinjaman bank sentral untuk dunia usaha disertai dengan stimulus fiskal pemerintah pusat membuat inflasi di masa depan berpotensi naik tinggi.

Prospek jangka menengah hingga panjang emas masih tak berubah. Harga emas berpotensi melesat lagi dan mencetak rekor terbarunya.

Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/market/20200708085425-17-171042/melaju-kencang-harga-emas-mepet-ke-level-us–1800

(Visited 22 times, 1 visits today)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Call Now ButtonHubungi saya disini