Yen Menguat ke Level Tiga Bulan Ditengah Panasnya AS-Iran

Yen Menguat ke Level Tiga Bulan Ditengah Panasnya AS-Iran

Pada perdagangan pasar valuta asing hari Senin, 6 Januari 2020 nilai tukar Yen (JPY) kembali menguat melawan Dolar Amerika Serikat (AS) yang diakibatkan oleh memanasnya tensi di Timur Tengah sehingga membuat bursa saham berguguran, dan permintaan akan aset safe haven meningkat.

Yen (JPY) merupakan salah satu aset yang dianggap aman (safe haven), sehingga sejak pekan lalu nilainya terus menguat.

Begitu perdagangan hari ini dibuka, Yen (JPY) langsung menguat sebesar 0,31% ke kisaran level harga 107,75/US$ yang merupakan level tertinggi sejak 10 Oktober. Yen (JPY) kemudian memangkas penguatan hingga tersisa 0,06% dan berada di kisaran level 108,02/US$ pada pukul 9:40 WIB.

EDUKASI TRADING FOREX GRATIS

Tensi di Timur Tengah memanas setelah Amerika Serikat pada Jumat, 3 Januari 2020 melancarkan serangan udara di Baghdad yang menewaskan Jenderal Quds Force, pasukan elite Iran, Qassim Soleimani tewas dalam serangan udara bersama dengan wakil komandan milisi Iran atau yang dikenal dengan Popular Mobilization Forces (PMF).

Serangan tersebut dilakukan sebagai balasan dari serangan roket ke markas militer Irak di Kirkuk yang menewaskan kontraktor asal Amerika Serikat. Di hari yang sama Pentagon mengkonfirmasi melakukan serangan tersebut.

“Atas arahan Presiden, militer Amerika Serikat telah mengambil tindakan defensif yang diperlukan untuk melindungi personil Amerika Serikat di luar negeri dengan membunuh Qasem Soleimani,” tulis Pentagon dalam keterangan resminya.

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan serangan yang dilakukan tersebut untuk mencegah terjadinya perang, bukan memulai perang.

“Kami melakukan tindakan itu (penyerangan yang menewaskan Soleimani) untuk menghentikan perang. Kami tidak memulai perang. Jenderal Soleimani telah membunuh dan melukai ribuan orang Amerika Serikat dan berencana membunuh lebih banyak lagi. Namun dia ketahuan,” tegas Donald Trump, seperti diberitakan Reuters.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengutuk keras tindakan Amerika Serikat. Dirinya menyatakan bahwa Iran tidak takut untuk membalas Amerika Serikat.

“Amerika Serikat bertanggung jawab atas semua konsekuensi dari keputusan jahatnya,” tegasnya melalui akun Twitter sebagaimana dikutip Reuters, Jumat 03 Januari 2020.

Sementara pada Sabtu, 04 Januari 2020 waktu Amerika Serikat, Presiden Donald Trump, melalui akun Twitter-nya memperingatkan Iran untuk tidak melakukan balasan atas tewasnya Jendral Soleimani. Jika peringatan tersebut tidak dihiraukan, Donald Trump akan menyerang sebanyak 52 wilayah Iran sebagai balasan.

Para pelaku pasar dibuat cemas akan kemungkinan terjadi perang yang lebih besar, dampaknya para investor lebih memilih bermain aman dengan masuk ke aset-aset safe haven.

Edukasi dan Bimbingan Trading Forex di Didimax

(Visited 8 times, 1 visits today)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Call Now ButtonHubungi saya disini